Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Wednesday, January 12, 2011

Menjadi Orang Tua Yang Baik


Sudah merupakan suatu yang lumrah dan bahkan wajib ketika orang tua menginginkan anaknya menjadi yang terbaik. Menjadi lebih baik dari pada keadaan orang tuanya. Apabila orang tua menjadi tukang becak maka anaknya harus jadi tukang ojek atau supir taksi atau bahkan direktur sebuah perusahaan. Apabila orang tua menjadi direktur sebuah perusahaan maka anknya harus menjadi pemilik perusahaan terbesar di negaranya. Atau minimal lah menjadi seperti orang tuanya.

Memang hal itu adalah hal yang wajar dan mungkin dianggap wajib bagi orang tua. Sering orang tua menyuruh anaknya seperti ini : "Le mbesok we dadio dokter ya...ben urip penak" atau "Nduk,,,suk nek wes lulus kowe kudu iso luweh apik timbang ibumu" atau "Nak...ketika kamu sudah besar kamu harus Jadi Insinyur".... Kata-kata itu mungkin sudah menjadi makanan tiap hari anak-anak Indonesia dan mungkin negara lain.

Tapi

Tapi ketahuilah para orang tua..Sungguh kata-kata itu merupakan kata-kata yang bisa membunuh anakmu. Memang kata-kata seperti di atas adalah baik dan bertujuan mulia tapi ungkapannya yang dapat menimbulkan petaka. Kenapa??
Karena pemikiran orang tua itu kebanyakan berbeda dengan pemikiran anaknya. Ketika orang tua ingin anaknya jadi guru kadang anak sama sekali tidak ingin jadi guru. Ketika orang tua ingin anaknya jadi pegawai negeri, anaknya gak kepengen jadi pegawai negeri.

Di sinilah petaka terjadi..banyak anak sangat ingin membuat orang tuanya bahagia, tapi keinginan atau cita-cita sang ayah sulit untuk digapai -> timbul FRUSTASI
Banyak anak yang brusaha untuk menghormati orang tuanya dengan mencoba tuk memenuhi keinginan orang tuanya, tapi keinginan orang tua begitu tinggi -> timbul SETRES
Ayah pengen anaknya jadi insinyur, tapi anaknya pengen jadi penulis, ayah marah karena anaknya gak bisa jadi insinyur, anak stres -> timbul GANTUNG DIRI.

Maka, sudah saatnyalah para orang tua sekarang sadar, dan mencoba tuk memahami anak lebih dalam. Lihat dan amati bakat yang ada sejak kecil. Kembangkan jika ada dan ciptakan jika belum ada.
Ketika mereka dewasa jangan lagi mengatakan seperti kata-kata di atas. Tapi katakanlah : " Nak....engkau sudah dewasa, engkau sudah tau mana yang baik dan mana yang buruk...jadilah apa yang kau inginkan..capailah apa yang ingin kau capai sesuai bakatmu..ayah merestuimu"

Demikianlah sekelumit unek-unek yang ingin aku tulis....ini sesuai pengalaman yang aku jalani sendiri sebagai seorang anak yang pernah frustasi. Tapi tanpa mengurangi rasa hormatku pada ayah dan ibu, saat ini aku mencoba untuk membahagiakan mereka.. Ya Robby Sahhil Umurona wa hassil maqosidana...Amiin

0 komentar:

Post a Comment